SDK Maria Fatima

Kabupaten Jember

Sejarah Singkat Sekolah

Tahun 1928

Dimana bangsa Indonesia masih dalam penjajahan, nilai pendidikan dan sarananya masih begitu minim, disana-sini anak-anak dan remaja hidup tanpa pendidikan.

Menanggapi kebutuhan pendidikan pada saat itu, tepatnya 22 Desember 1928 tergeraklah tiga suster Santa Perawan Maria (SPM) Belanda dari komunitas Probolinggo yaitu Sr. Ignatia, Sr. Urbana, dan Sr. Rosalia dengan penuh semangat dan harapan berangkat menuju Jember.

Pada waktu itu para suster SPM belum mempunyai tempat tinggal sendiri, sementara mereka menumpang di sebuah hotel di jalan ”Nieuwe Weg” yang menurut informasi sekarang menjadi Jalan Diponegoro, kami memang kesulitan menemukan data yang sungguh akurat dalam hal ini, yang jelas pada waktu itu anak-anak yang mau belajar dari hari ke hari berkembang meskipun tempat tidak memadai. Maka para suster berusaha sekuat tenaga mencari tempat untuk rumah biara sekaligus untuk sekolah bagi anak-anak masyarakat Jember (yang pada akhirnya tempat tersebut dikenal dengan Jl. School Straat No. 33 Jember).

Meskipun rintangan-rintangan antara pro dan kontra didapat dari berbagai kalangan, disertai keuletan dan kegigihan yang tidak mengenal putus asa, Puji Tuhan, usaha para suster tidaklah sia-sia. Mereka diterima dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah, maka pada awal Maret 1929 pembangunan rumah biara sudah bisa selesai dibangun bersama itu pula telah disiapkan tiga ruangan untuk kelas yaitu 2 ruang untuk TK dan 1 ruang untuk SD Khusus untuk anak-anak Eropa/Belanda. Banyak hambatan, prasangka yang mereka alami, berdasar pada iman kepada Tuhan dan kebulatan tekad dan cinta, segala kesulitan, prasangka satu persatu dapat diatasi oleh mereka dengan sikap penuh kasih.

Waktu terus bergulir, sekolah semakin dikenal, wali murid semakin percaya, tidak lama kemudian kurang lebih 6 bulan telah siap penambahan 6 ruangan lagi. Sekolah dasar untuk anak Eropa/Belanda diresmikan dengan upacara sederhana, tepatnya 1 Pebruari 1935 yang diberi nama SRK MARIA FATIMA (Sekolah Rakyat Katolik), sekaligus pada waktu itu dibuka satu TK dan SD Khusus untuk anak-anak Jawa dengan bahasa pengantar Bahasa Belanda. Jangan heran bahwa pada waktu itu terjadi demikian, karena itu merupakan salah satu usaha Belanda untuk memecah belah kesatuan, ini berkembang pesat dan tumbuh subur dihati masyarakat dan anak-anak pada waktu itu.

Tahun 1942

Pada tahun 1942 ketika Jepang masuk ke Indonesia mengusir bangsa Belanda, negara kita jatuh ke tangan penjajah baru yaitu bangsa Jepang. Sebagai musuh orang-orang Belanda menjadi tawanan Jepang termasuk suster-suster kita pada waktu itu yang berkebangsaan Belanda dimasukkan dalam kamp interniran Jepang, mereka mengalami penderitaan yang luar biasa, akibatnya sekolah ditutup dan gedungnya di pakai oleh Jepang untuk tempat tinggal dan markas tentara Jepang.

Tahun 1945 – 1948

Peribahasa mengatakan ”Patah tumbuh, hilang berganti” syukur kepada Allah bahwa zaman penjajahan Jepang hanya ± 3½ tahun. Sementara itu Bangsa Indonesia sadar akan kesatuan bangsanya, dan sadar pula bahwa berhak atas kemerdekaan, dengan perjuangan yang gigih, semangat yang berkobar, berani mengorbankan segalanya asal kemerdekaan tercapai. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indaonesia dapat memproklamirkan kemerdekaannya.

Babak Baru

Bulan Desember 1947, suster-suster SPM yang telah mengalami interniran Jepang kembali ke Jember untuk memulai lagi menjadi missionaris yang mengabdikan diri pada pendidikan dan pendampingan anak-anak. Syukur kepada Allah bahwa sekolah-sekolah dapat dibuka kembali dan para siswa-siswi yang terlanatar sekian tahun akibat penjajahan Jepang kembali lagi kesekolah ditambah lagi dengan anak-anak baru yang membanjiri sekolah SRK Maria Fatima. Tepatnya dibuka lagi pada tanggal 15 Januari 1948, pada waktu itu SRK dipecah menjadi dua yaitu SRK Maria Fatima 1 dan SR Maria Fatima II, hal ini terjadi sesuai dengan keputusan pemerintah.

Bahasa Pengantar

Mulai tahun 1950 bahasa pengantar resmi yang dipakai di sekolah adalah Bahasa Indonesia. Kita mempunyai Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa (Isi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928).

Waktu terus bergulir, pendidikan untuk rakyat Indonesia sudah mulai memperoleh tempat tetapi semua itu belum berjalan lancar dan belum bisa dinikmati seluruh masyarakat Jember.

Tahun 1948 – 1965

Masa pergolakan, masa ini hanya sesaat karena dapat ditanggulangi oleh pemerintah.

Masa Orde Baru

Masa dimana pemerintah mulai fokus memperhatikan perkembangan dunia pendidikan, infrastruktur dan perkembangan pembangunan lainnya sudah mulai sangat pesat walaupun masih sederhana. Seiring perjalanan waktu SRK Maria Fatima II yang kemudian diubah namananya menjadi SDK Maria Fatima II ikut berpacu meningkatkan pendidikan supaya bangsa ini dihargai, disegani, dan dihormati bangsa lain.

Merger Sekolah

Untuk meningkatkan pelayanan pendidikan di semua tingkatan merger sekolah (penggabungan) dianggap mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anak didik, begitu juga untuk meminimalis biaya operasioal sekolah, optimalisasi tenaga pendidik dan kependidikan (SDM) dilingkungan Perkumpulan Dhramaputri, unit Jember, hal ini di lakukan oleh yayasan penyelenggara sekolah, supaya kedepan upaya ini mampu memberikan nilai positif bagi kemajuan dan pengembangan sekolah. Sehingga Yayasan penyelenggara Sekolah Perkumpulan Dharmaputri memutuskan bahwa per 1 Juli 2000 dilakukan merger antara SDK Maria Fatima I dan SDK Maria II menjadi SD Katolik Maria Fatima Jember dan berjalan hingga saat ini.